Awalan

Bolehkah Menolak Meminjamkan Uang kepada Saudara yang Sering Berbohong? Begini Kata Buya Yahya

 


Sebagai umat muslim, selalu diajarkan untuk saling berbagi dan membantu kepada sesama.

Apalagi jika ada saudara yang sedang membutuhkan, wajib membantu jika bisa dilakukan.

Namun terkadang ada saudara yang sering meminjam uang, belum dibayar tetapi sudah meminjam lagi. Dan hanya berjanji-janji saja.

Sehingga orang yang dipinjami uang akan merasa enggan untuk meminjami lagi, karena merasa dibohongi.

Salahkah menolak jika ada saudara yang sering berbohong meminjam uang?

Simak penjelasan Buya Yahya berikut ini, dilansir PortalJember.com dari kanal Youtube Al-Bahjah TV yang diunggah 8 Oktober 2021.

"Kalau ada seseorang berderma ke pondok pesantren, tapi dia membiarkan saudaranya terlantar, Nabi tidak mengajarkan seperti itu,"kata Buya Yahya.

Yang artinya, sebelum bersedekah kepada orang lain harus mendahulukan membantu kerabat terlebih dahulu. Karena kerabat berhubungan erat dengan kita.

Tapi membantunya juga sejauh kebutuhannya yang darurat, atau yang terpenting.

Kemudian jika ada saudara yang datang meminjam uang, tapi dia sering berbohong. Maka urusannya bukan dia berbohong, bermaksiat dan sebagainya.

Yang harus dilihat adalah, saudara tersebut benar sedang membutuhkan atau tidak.

"Dia benar-benar membutuhkan atau tidak,"tegas Buya Yahya.

"Kalau anda melihat, anda tahu bahwa keponakan-keponakan anda membutuhkan, terlepas orangtuanya berbohong atau tidak, harus dibantu,"kata Buya Yahya.

Buya Yahya mengatakan, cara membantunya boleh berbeda. Misalkan saudara butuh makan, bisa dengan dibelikan beras atau ikan sesuai kebutuhannya.

"Kalau dia butuh makan, maka belikan beras,ikan dan sebagainya. Atau jika perlu anda pesankan nasi bungkus setiap hari,"kata Buya Yahya.

Buya Yahya menjelaskan, kadang orang fakir itu bukan berniat berbohong, tapi karena memang sedang tidak punya uang untuk membayar, jadi lebih memilih bersembunyi karena tidak berani bicara secara langsung.

Dan mengatakan janji untuk membayar padahal ia sedang tidak punya uang dan tidak punya rencana apapun. Ia mengatakan janji dalam keadaan terpaksa.

Bahkan Buya Yahya mengatakan akan menolak jika ada orang yang bersedekah ke yayasannya, tetapi meninggalkan saudaranya sedang terlantar.

"Kami tidak bangga jika ada orang berderma kepada kami tapi keluarganya terlantar. Itu berarti karena hawa nafsu,"kata Buya Yahya.***

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel