Kalau Amalkan Ini di Zaman Akhir Seperti Ini, Dapat Pahala Setara 50 Sahabat Nabi Kata Gus Baha
Sosok Gus Baha kali ini menjelaskan tentang amalan yang memiliki keistimewaan dikerjakan di zaman akhir.
Amalan tersebut luar biasa istimewanya bila dikerjakan di zaman-zaman seperti ini karena satu faktor.
Sebaiknya ikuti penjelasan dari Gus Baha ini sampai selesai agar tahu amalan yang dimaksud.
Suatu saat nanti, kiamat pasti akan datang untuk mengakhiri kehidupan di dunia ini dan umat Islam wjaib mempercayainya.
Saat kiamat itulah bumi akan dihancurkan atas perintah Allah melalui tanda bunyi sangkakala dari Malaikat Israfil.
Ada dua kali tiupan sangkakala yang diperdengarkan. Tiupan pertama membuat manusia mati dan alam raya hancur.
Kemudian pada tiupan kedua, seluruh manusia akan dibangkitkan dan dikumpulkan di Padang Mahsyar.
Di tempat itulah manusia akan menunggu hisab untuk menentukan surga dan neraka di akhirat.
Sebelum kiamat, seseorang biasa menyebut sebagai zaman akhir. Zaman ini ditandai dengan berbagai hal.
Zaman akhir awalnya ditandai dengan kelahiran Nabi Muhammad. Hal itu karena Rasulullah merupakan nabi penutup zaman.
Artinya, sudah mustahil akan ada Nabi lagi yang dilahirkan ke muka bumi ini menggantikan Nabi Muhammad.
Ada banyak sekali fenomena-fenomena yang bisa dijadikan tanda bahwa ini merupakan zaman akhir.
Terutama fenomena agama Islam. Zaman akhir juga ditandai dengan agama yang tidak berkembang secara masif.
Menurut Gus Baha, hal itu sudah menjadi takdir Allah yang tidak bisa ditolak oleh manusia.
Maka dari itu, ada amalan di zaman akhir ini yang pahalanya setara dengan lima puluh sahabat Nabi. Amalan itu, yakni mengelola agama.
"Kalau bisa mengelola agama di zaman akhir itu dapat pahala setara lima puluh sahabat," ungkapnya.
Pahala yang besar itu setara dengan tingkat kesulitannya. Karena mengelola agama di zaman akhir seperti menjaga bara.
Bara api bila dibiarkan akan mati, namun bila ditiup juga tidak akan membesar menjadi api.
"Itu seperti memegang bara, bara itu kamu perlakukan serius ya begitu-begitu saja, ditiup tak jadi api, dibiarkan mati," katanya.
Contohnya saat mendirikan madrasah yang memiliki aturan ketat sebagai penerapan perintah agama, justru akan ditinggalkan murid-muridnya.
Hal itu membuat madrasah kalah bersaing dengan sekolah umum. Maka, banyak madrasah yang memberikan kelonggaran aturan kepada murid-muridnya.
Contoh lainnya, yakni yayasan-yayasan keagamaan saat ini banyak yang tidak berkembang karena sudah takdir dari Allah sebagai tanda zaman akhir.
Agama di zaman akhir itu begini, dibiarkan mati dikelola juga tidak berkembang begini-begini saja," kata Gus Baha.