Gus Baha Masuk Bursa Ketua PBNU: Sosok yang Masih Melestarikan Tradisi Intelektual Pesantren
Berdasarkan survei Indostrategic, ulama KH Bahauddin Nursalim (Gus Baha) berhasil masuk bursa ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Direktur Eksekutif Indostrategic Khoirul Umam mengungkapkan, Gus Baha berada dalam bursa itu diharapkan akan mewujudkan regenerasi kepemimpinan di tubuh NU
Gus Baha yang berada di posisi keempat, dinilai sebagai sosok yang masih melestarikan tradisi intelektual pesantren yang mulai luntur.
Kehadiran Gus Baha di media sosial pun mampu menarik simpati sebagian warga Nahdliyyin.
“Media exposure Gus Baha di berbagai chanel media sosial belakangan ini juga menambah literasi keilmuan sekaligus popularitas nama Gus Baha di kalangan warga Nahdliyyin secara general, khususnya Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur,” jelasnya.
Diakui Khoirul, peran NU saat ini sebagai Islamic-based civil society memang kurang optimal.
Ia mencontohkan soal wacana kebijakan publik amandemen UU KPK hingga penyelamatan 57 pegawai senior KPK
Misalnya, terkait wacana kebijakan publik amandemen UU KPK hingga penyelamatan 57 pegawai senior KPK, sikap dan keberpihakan PBNU kurang jelas,” tuturnya.
Ia pun menyinggung gaya kepemimpinan Said Aqil yang masih lekat dengan politik praktis.
Sebelumnya, Said Aqil menyatakan siap maju pada pemilihan Ketua Umum PBNU pada Muktamar ke-34 NU di Lampung pada 23-25 Desember 2021 mendatang.
Ketua PWNU Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar berhasil menduduki posisi pertama dengan 24,7 persen.
Di posisi kedua ditempati KH Hasan Mutawakkil Alallah dengan perolehan suara 22,2 persen
Sementara Said Aqil menempati posisi ketiga dengan 14,8 persen. Dan KH Bahaudin Nursalim atau Gus Baha berada di posisi keempat dengan 12,4 persen.
Survei Indostrategic, yang dilakukan pada 23 Maret – 5 April 2021 melibatkan 1.200 responden, memiliki ambang batas kesalahan 3 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.