Awalan

Doa Agar Hati Mudah Menerima Ilmu, Ijazah KH Maimoen Zubair Sarang


 Ilmu memang dicerna oleh pikiran, tapi merasuk dalam hati. Kalau hati menolak, ilmu akan singgah sementara di pikiran. 

Makanya, hati harus jernih, bening dalam menerima ilmu. Kalau hati keruh, maka ilmunya juga keruh. 

Doa hati jernih dan bening sangat menarik dari KH Maimoen Zubair Sarang Rembang.

Dilansir dari facebook Ustadz Wahyudi (Kanthongumur), dikisahkan bahwa pada suatu hari, ada seorang yang bermaksud untuk berziarah wali songo.

Di tengah perjalanan ia sowan kepada Syaikhona KH Maimoen Zubair (Mbah Moen).

Dilihat dari pakaian yang ia kenakan, kelihatan bahwa ia adalah seorang santri suatu pondok pesantren.

Setelah berjabat tangan dan mencium tangan Syaikhona Maimoen, ia ditanya oleh Syaikhona Maimoen.

Mbah Moen: "Asmane sinten?". (Namamu siapa).

Santri: "Saya ***, santri pondok ***, kyai".

Mbah Moen: "Wonten keperluan nopo?". (Ada perlu apa?).

Santri: "Mau ziarah wali songo, dan meminta doa dari Kyai agar mendapatkan futuh dalam mengaji".

(Futuh adalah terbukanya hati sehingga mudah dalam memahami ilmu).

Mbah Moen: "Sudah meminta izin kepada kyaimu?".

Santri: "Sudah Kyai".

Mbah Moen: "Apakah pondok tempat ngajimu sedang libur?".

Santri: "Belum kyai. Pondok masih aktif, belum libur".

Mbah Moen: "Kalau begitu, kamu segera pulang kembali ke pondok. Kamu boleh ke sini bila pondok kamu libur".

Santri: "Saya mohon do'a agar terbuka hatinya kyai".

Mbah Moen: "Pasti saya do'akan. Tetapi kamu harus segera kembali ke pondok, belajar yang tekun. Kalau kamu ingin kefutuh, ya dengan mengaji, nderes dan menaati peraturan pondok. Nanti kalau liburan pondok, kamu boleh berziarah ke wali songo atau ke sini".

Santri: "Iya Kyai, saya mohon pamit".

Kemudian Mbah Moen memanggil khodim untuk membagikan jajan dan minuman untuk para tamu.

Mbah Moen: "Cong, iki tamune durung ono ngombene, jajane diubengno".

Nak, ada tamu yang belum diberi minum. Makanan kecilnya dibagi kepada tamu).

Khodim : "Inggeh".

Kisah Ustadz Wahyudi kemudian diakhiri dengan ijazah Mbah Moen agar hati bisa futuh meraih ilmi. 

Dikisahkan, saat mauidloh hasanah pada acara akhir sanah lembaga pendidikan Muhadloroh Pondok Pesantren Al-Anwar (tahun berapa saya lupa), Syaikhona Maimoen Zubair mengijazahkan do'a futuh.

Doa futuh itu diberikan kepada para santri agar dibaca setiap selesai sholat fardhu minimal satu kali.

Inilah do'a tersebut:

اللهم افتح لي فتوح العارفين، واجعل أعمالي خالصة لوجهك الكريم، وارحمني برحمتك يا أرحم الراحمين

ALLOHUMMAFTAH LII FUTUUHAL 'AARIFIIN, WAJ'AL A'MAALII KHOOLISHOTAN LIWAJHIKAL KARIM WARHAMNII BIROHMATIKA YAA ARHAMAR ROOHIMIIN."

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel