Awalan

Orang Tua Jangan Suka Membentak Anak, Kata Gus Baha Nakal Itu Wajar dan Boleh Dilakukan

  


 Gus Baha pada kesempatan ini menjelaskannya tentang orang tua jangan suka membentak anak.

Beliau menjelaskan, dalam mengkaji ilmu dalam tanda kutip harus ada nakalnya.

Dengan catatan nakal yang dilakukan itu boleh saja asalkan nakal baik bukan nakal yang buruk.


Berikut penjelasan Gus Baha

“Nakal itu dalam bahasa Jawa tidak harus dosa seperti halnya anak kecil naik meja semisal,” ucapnya.

Banyak orang tua yang malah membentak anaknya, “jadi anak kok nakal,” padahal anak kecil naik-naik seperti itu tidak diharamkan kata Gus Baha.

Justru orangtuanya yang bentak itu yang haram, sebab ibunya sudah mukallaf (diwajibkan untuknya hukum-hukum islam) kemudian salah langkah yaitu membentak,” ujarnya.

Ketika anak-anak itu naik meja dan sebagainya itu jangan dianggap sebagai kenakalan justru lucu.

Oleh sebab itu, harusnya diapresiasi bukan malah dibentak dan jangan sampai berkata “anak ini kok nakal sekali.”

Justru ibu sama ayahnya itu yang lebih nakal dari anaknya suka mecahin tabungan,” kata Gus baha.

Sebenarnya senakal-nakalnya anak kecil itu lebih nakal orang tuanya itu pasti,” imbuhnya.

Hal tersebut adalah wajar sebab orang tua sudah diwajibkan dengan hukum-hukum islamnya dan berlaku untuknya hak dan kewajiban.


Berbeda dengan anak yang belum diwajibkan perkara hukum Islam dan bagi dirinya hanya hak yang anak itu minta.

“Perlu dipahami, dalam aturan Islam tidak ada keharusan untuk tiga orang, yaitu anak kecil sampai baligh, orang tidur sampai bangun, dan orang dengan gangguan kejiwaan,” ungkap Gus Baha.

Rasulullah dahulu pernah suatu ketika sujud, cucunya yaitu Hasan dan Husain itu menaiki beliau. Bahkan Nabi saat itu diam saja tidak berani mengangkat tubuhnya.

Kemudian ada sahabat yang bingung kenapa Nabi Muhammad sujudnya lama sekali ada apa.

“Dan baru tersadar bahwa ternyata ada cucunya yang menaiki beliau,” jelasnya.

Setelah itu Rasul memberikan penjelasan, “Saya tadi sebenarnya harus mengakhiri sujud sesuai dengan aturan umum,”.

“Tetapi ada cucu saya, saya biarkan dia puas naik punggung saya sehingga dia turun barulah saya bangkit dari sujud,”.

Gus Baha menjelaskan filosofi dari kejadian tersebut, pertama anak kecil itu tidak terkena kewajiban untuk hukum Islam dan yang kedua jangan sampai sholat itu menjadi suatu masalah.

“Andaikan di kala itu Rasul membentak cucunya, maka sholat itu akan menjadi trauma bagi cucunya itu akibat bentakan itu,” ujarnya.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel