Apakah Bencana Alam Termasuk Azab? Gus Baha: Gak Usah Ngomong Gitu!
Di penghujung akhir tahun ini banyak sekali BENCANA ALAM yang menimpa bangsa INDONESIA. Yang terbaru adalah erupsi Gunung Semeru. Apakah BENCANA ALAM ini termasuk AZAB?
Mengenai BENCANA ALAM, KH Bahauddin bin Nur Salim atau yang lebih dikenal dengan GUS BAHA pernah berpendapat mengenai hal ini.
GUS BAHA mencontohkan tragedi tsunami di Aceh beberapa tahun silam. Ia menegaskan bahwa tragedi tsunami itu bukan semata-mata merupakan AZAB Allah. “Kamu gak usah ngomong gitu, orang Aceh diazab karena kebanyakan maksiat,” ucap beliau.
Kyai muda itu memberikan perbandingan bahwa jika memang orang Aceh itu maksiat, mestinya orang-orang komunis yang tidak mengakui adanya Tuhan mestinya lebih bermaksiat dan lebih patut diazab.
"Pokoknya AZAB itu Allah kuasa mengazab siapa saja, tapi kita berhenti di situ tidak usah bicara siksa karena dosa," tegas GUS BAHA.
Menurutnya, kalau berbicara dosa pasti diperbandingkan bahwa ada daerah yang lebih dosa. Dan itu bukan wilayah manusia.
Lebih lanjut, GUS BAHA menjelaskan bahwa banyak sekali contoh-contoh AZAB yang Allah timpakan kepada umat-umat terdahulu. Misalnya AZAB kepada kaum Nabi Luth.
Azab tersebut merupakan manshush, artinya Allah memang menjelaskan kepada Nabi Muhammad jika bencana yang menimpa kaum Nabi Luth adalah AZAB.
Namun menurut GUS BAHA, jika bencana itu menimpa umat Islam belum tentu itu AZAB. Bisa saja itu merupakan hukuman yang justru membuat umat Islam masuk surga.
Sebab Rasulullah pernah menjelaskan bahwa mati syahid itu banyak macamnya. Dan di antaranya adalah orang yang mati dalam keadaan tenggelam.
Jadi, dalam contoh tsunami Aceh itu bukanlah AZAB. Jika mengikuti keterangan hadis shahih justru para korban tercatat mati syahid.
Ketika ada orang meninggal karena bencana misalnya, maka yang harus didahulukan adalah prasangka baik bahwa ia mati husnul khatimah.
Sebab Allah pernah berfirman dalam sebuah Hadis Qudsi, “Sesungguhnya rahmatku mengalahkan murkaku.”
Menurut GUS BAHA, hadis tersebut seharusnya menjadi pedoman setiap orang agar ketika ada yang meninggal karena BENCANA ALAM selalu mengedepankan rahmat, bukan karena dia mendapat murka Allah.