Awalan

Pendeta AS Mualaf Setelah Mengikuti Upacara Peringatan Rumi

  


Kematian sufi, penyair, dan cendekiawan terkenal Jalaludin Rumi diperingati dengan upacara Seb-i Arus (malam reuni dengan Tuhan). Seorang pendeta dari Amerika Serikat Craig Victor Fenter memeluk Islam setelah mengikuti upacara Seb-i Arus.

Dilansir di Anadolu Agency pada Jumat (24/9) Craig Victor Fenter lahir pada 1955 di negara bagian Carolina Utara AS dan dibesarkan di Los Angeles. Craig Victor Fenter tumbuh besar dengan latar pendidikan agama yang kuat dan bersekolah di sekolah agama dan menjadi pendeta.

Selama satu dekade lamanya, Fenter telah mengajar kelas agama di universitas-universitas AS. Namun, seiring berjalannya waktu, dia mulai merasakan kekosongan spiritual dalam dirinya.

Dia mencoba mencari penyebab kekosongan itu. Hingga pada 2004, ia bertemu dengan Esin Celebi Bayru, cucu perempuan Rumi generasi ke-22, dalam sebuah program di AS.

Setelah mengetahui tentang Rumi dan Islam, Fenter mulai tertarik. Ia kemudian mengunjungi Konya pada 2005 atas undangan Bayru. Di sana, ia menyaksikan Seb-i Arus "malam reuni" ketika Rumi mencapai Tuhan yang diperingati dalam upacara.

Fenter sangat terkesan dengan kisah Rumi, tarian sufi yang dikenal dengan upacara Sema, dan suasana spiritual selama upacara. Fenter memutuskan masuk Islam pada 2006 dan mengganti namanya menjadi Ismail Fenter.

"Agama sangat penting bagi keluarga saya. Nenek ingin saya menjadi pendeta. Saya pergi ke seminari untuk belajar imamat," katanya kepada Anadolu.

Setiap Ahad, Fenter tidak pernah melewatkan pergi ke Gereja. Fenter mengaku ada banyak hal yang tidak masuk akal baginya saat itu.

"Saya percaya pada Tuhan tetapi ada sesuatu yang tidak beres. Informasi yang saya coba ajarkan kepada murid-murid saya setelah itu tidak masuk akal bagi saya. Jadi saya menghabiskan sebagian besar hidup saya untuk mencari. Saya dulu mengajar di seminari, tetapi saya tidak percaya pada apa yang saya ajarkan," ujarnya.

Fenter kemudian memutuskan berhenti mengajar dan meninggalkan gereja untuk pulang ke Kalifornia dan bertemu keluarganya. Dia mulai mengisi hidupnya dengan mempelajari musik, namun kekosongan masih terus menggelayutinya.

"Ada banyak musik, tetapi hati saya kosong. Tepuk tangan orang-orang sangat bagus, tetapi ada sesuatu yang hilang," kata Fenter.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel