Jamaah: Apakah Bermaksiat Itu Termasuk Takdir Tuhan Gus?, Gus Baha: Pertanyannya Ngawur Betul itu!
Pernahkah anda menyadari bahwa segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi sudah di atur oleh Allah SWT.
Lantas kemudian, pernahkan anda berfikir bahwa jika semuanya sudah ditetapkan oleh Allah, maka buat apa kita melakukan hal-ini-itu toh hasilnya sudah jelas, sudah ditetapkan Allah.
Gus Baha ditanya Melakukan maksiat Apakah takdir dari Allah?" berikut respon dan jawabannya.
Merespon pertanyaan tentang apakah bermaksiat itu termasuk takdir Tuhan? ini dengan jawaban singkat.
"pertanyaannya betul, ngawur betul!" kata Gus Baha.
Karena pertanyaan tersebut sangat dekat dengan semua orang, apalagi umat muslim yang mudah gampangke syariat agama, maka penjelasan Gus Baha di bagi menjadi beberapa bagian.
Bagi Gus Baha Masalah Qodo' Qodar telah banyak dibahas oleh kitab-kitab.
Para Ahlul Hakikat "Kalau Qodo' Qodar telah dibicarakan maka, kamu harus diam di situ"
Jika kamu orang saleh, Gus Baha menjelaskan. dan semoga kamu orang saleh, itu melihat Allah sudah menentukan segala hal itu sudah sangat keren.
"saya bangga punya Tuhan, yang sudah tahu nasib saya kayak apa nantinya" terang Gus Baha.
Perihal kepanikan persoalan nanti jika sudah ditetapkan masuk neraka, lantas timbul pertanyaan "untuk apa gunanya aku sholat" merupakan kesalahan seorang hamba.
Jikalau kita sholeh tapi nantinya (Takdir Tuhan) kita meninggal tidak sholeh dan akhirnya masuk neraka, ini disebut sebagai kekecewaan.
"kekecewaan kita ini disebut hafdunnafsi atau memikirkan diri sendiri." jelas Gus Baha.
Menurut Gus Baha, jika kita sebagai hamba yang benar abdan lillah (hamba Allah) seharusnya kita bangga karena memiliki Tuhan yang sudah tahu apa yang akan terjadi.
"membutuhkan kesalehan dalam menyikapi qodo' qodar, kalau tidak kriminal betul." kata Gus Baha.
lantas Gus Baha menjelaskan tentang sosok Sayyid Hasan bin Ali (Cucu Rasulullah Saw), dalam makalahnya bahwa diantara rukun iman harus iman kepada qodo' dan qodar. supaya kita tahu bahwasannya Allah Swt tidak dimaksiati secara terpaksa.
"kamu bisa bayangkan gak, Allah ngeluh begini. -sebenarnya aku tidak suka maksiat, namun saya harus berbuat apa?-." terang Gus Baha memancing logika para jamaahnya.
Artinya apa?, tanya Gus Baha melanjutkan. artinya adalah jika maksiat tidak khoirihi wasyairihi minallah (kebaikan dan keburukan adalah dari Allah). kita harus berkeyakinan bahwa khoirihi wasyairihi minallah.
Tidak selesai diitu penjelasan Gus Baha, beliau melanjutkan bahwa Sayyid Hasan bin Ali menjelaskan dalam makalah nya.
"Wamankhammaladzambahu Robbahu Faqot Fajaro" tegas Gus Baha mengingatkan.
-dan siapa yang menimpakan dosanya atas nama Tuhannya, maka dia lacut betul-
"yang maling kamu, Allah gak ikut maling. yang zina kamu, Allah gak ikut zina, yang menggoda cewek kamu, Allah gak ikut menggoda. kok karena kuasa takdir Allah? itu kriminal betul." kata Gus Baha.
Selanjutnya Gus Baha menyimpulkan, bahwa orang saleh haruslah memiliki hafalan yang banyak agar dapat meniru orang-orang yang saleh. jangan sampai ingin saleh tetapi menggunakan akalnya sendiri.
Bagi Gus Baha, Agama harus ada riwayat.
Simpulan kedua dalam menjawab pertanyaan apakah maksiat termasuk takdir Tuhan ini, minimal harus faham makalah Sayyid Hasan bin Ali, yaitu dengan syarat menjadi orang saleh.
Tetapi jika tidak maka masuk ke riwayat ahlul Hakikat yaitu "Kalau Qodo' Qodar telah dibicarakan maka, kamu harus diam di situ."***